Mungkinkah Pemilu Online Diadakan di Indonesia?

Pilkada serentak 2020 baru saja usai. Walaupun di saat pandemi Covid-19, pemerintah tetap mengadakan pemilihan kepala daerah. Tentu ini beresiko terjadi penyebaran virus Corona. Sebenarnya ada nggak sih solusi lebih baik ketika akan mengadakan pemilu di masa pandemi ini?

Oke ini hanya opini atau pendapat saya saja. Saya tidak bermaksud menyindir atau memihak pihak manapun. Namun saya berusaha memberikan solusi yang mungkin bisa dilakukan pemerintah jiika ingin mengadakan pemilu di masa pandemi ini.

Jika ingin mengadakan pemilu di masa pandemi seperti sekarang ini, seharusnya Pemilu Online bisa menjadi solusinya. Seperti yang di lakukan pada anak-anak sekolah yang harus belajar online, para mahasiswa yang melakukan ujian online, atau bahkan para pekerja yang harus bekerja online.

Seharusnya Pemilu Online bisa menjadi solusi untuk tetap bisa memilih kepala daerah tanpa harus berkerumun datang ke TPS. Ya walaupun kemarin protokol kesehatan yang ketat sudah diberlakukan, seperti petugas yang memakai APD, jaga jarak antar pemilih, cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh. Namun itu tetap saja beresiko karena banyaknya interaksi orang, belum lagi jika ada alat protokol kesehatan yang tidak sesuai atau kurang jumlahnya.

Kenapa Pemilu Online mungkin dilakukan di Indonesia?

  1. Pengguna smartphone aktif di Indonesia sangat banyak. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang (sumber).
  2. Pengunaa internet di Indonesia juga banyak. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut 196,7 juta atau 73,7 persen dari populasi warga Indonesia sudah menjadi pengguna akses internet pada kuartal II/2020 (sumber).
  3. SDM kita mampu membuatnya. Ya programmer di Indonesia pasti mampu membuat system pemilihan online.
  4. Ajang pencarian bakat bisa online. Bagi penggemar ajang pencarian bakat yang mengidolakan salah satu pesertanya pasti tau bagaimana voting untuk menentukan pemenang ajang pencarian bakat bisa dilakukan secara online. Walaupun memang sedikit berbeda mekanismenya.

Dari alasan di atas, data penguna internet dan pengguna smartphone di Indonesia sangatlah banyak. Boleh dikatakan setengah dari penduduk Indonesia melek internet. Dan jika itu digunakan untuk pemilihan umum akan sangat mungkin.

Tapi bagaimana dengan setengah penduduk lagi yang belum paham internet? Itu tergantung bagaimana edukasi dan sosialisasi pemerintah saja. Dan jika aplikasi yang dibuat cukup mudah setengah penduduk yang melek internet seharusnya bisa membantu yang setengah lagi untuk bisa melakukan pemilihan. Walaupun ini mungkin akan berpengaruh pada hasil pemilihan. Karena bisa saja yang membantu mengarahkan untuk memilih calon kepala daerah tertentu.

Lalu apa saja sih kendala yang mungkin dihadapi jika Pemilu Online diadakan di Indonesia?

  1. Keamanan system yang rentan di retas. Apalagi jika yang diadakan adalah pemilihan presiden. Akan sangat menggiurkan sekali bagi para hacker untuk meretas system pemilihan dan melakukan penjualan jasa pembengkakan suara.
  2. Rentan human error. Ya kita sendiri mengalami di pemilihan presiden terakhir, banyak sekali human error yang terjadi di system KPU. Human error ini juga bisa terjadi tidak hanya pada admin system atau petugas KPU saja. Namun bisa juga terjadi pada pemilih.
  3. System harus mudah digunakan. Kita tahu penduduk Indonesia tidak semuanya melek teknologi. Ini mengharuskan system pemilihan ini dapat digunakan semudah mungkin.

Ya system keamanan yang mumpuni memang menjadi sebuah keharusan jika kita bicara system Pemilu Online. Namun bukannya tidak mungkin. SDM kita banyak yang memiliki pengetahuan yang baik di bidang ini. Dan jika memang kita memiliki rasa nasionalisme yang tinggi sudah seharusnya tidak melakukan kecurangan di system kita sendiri.

Human error pun bisa kita minimalisir dengan membuat system yang sangat mudah digunakan. Pengurangan regulasi bukannya tidak mungkin jika system kita sudah online.

Perhitungan suara pun bisa sangat cepat terjadi karena jika data sudah online kita bisa menghitung nya saat itu juga. Dan sekali lagi ini bisa mengurangi human error.

Apalagi dengan sudah adanya KTP elektronik yang datanya bisa di akses oleh system. Kalau bank saja bisa mengakses data KTP kita, itu tidak sulit untuk lembaga pemerintahan sekelas KPU untuk melakukannya. Seharusnya pemilihan dengan cara online ini bisa dilakukan hanya dengan menggunakan nomor KTP saja.

Dengan cara online pemilih bisa melakukan pemilihan dari mana saja bahkan dirumah. Tanpa menimbulkan kerumunan dan tanpa khawatir tertular virus Corona.

Sekali lagi ini hanya pendapat saya sebagai rakyat biasa dan sebagai Web Developer. Menurut saya ini bisa dilakukan tapi mungkin masih banyak pertimbangan yang saya tidak tahu sehingga pemerintah belum mau melakukannya.

Sekian. Terima kasih

Share: